Jan 28, 2008
Suasana Chinese New Year
Hari Senin pagi saya bangun cukup pagi, selain karena HK satu jam mundur dari Korea -jadi sebenarnya nggak pagi2 bener utk ukuran Korea- tapi juga karena semalam seorang saudari (Febe) mempersembahkan waktu lebih dari sejam untuk memijat seluruh badan saya. Kemanjaan yang saya impi-impikan berbulan-bulan, apalagi semenjak melahirkan anak. Wuih waktu bangun badan terasa lebih ringan dan segar.
Siangnya jalan-jalan di bawah rumah mertua (Causeway Bay) untuk sedikit belanja terutama carrin sepatu buat Mathew. Dua hari ini Mathew di gendong terus walaupun dia berusaha ingin turun ke lantai tapi tidak diperbolehkan karena lantai di HK dingin tidak seperti lantai di Korea yang hangat.
Setelah itu saya mengunjungi mall langganan (Time Square) yang letaknya hanya persis dibelakang apt. mami. Di sana saya melihat dekorasi-dekorasi merah dan emas bertaburan. Walau tidak semeriah dekorasi Natal, tapi cukup bisa dinikmati. Kali ini warnah merah tidak menjadi warna dominan seperti biasanya tapi digantikan oleh warna emas yang elegan.
Menuju Puncak
Ibadah minggu adalah ibadah yang luar biasa. Seperti biasa, saya selalu menikmati pujian penyembahan bersama saudara/i di HongKong yang walaupun hanya gitar dan drum tapi semangatnya tidak beda dengan full band. Hadirat Tuhan nyata bisa dirasakan setiap orang.
Khotbah saya hari ini adalah tema dan visi yang Tuhan berikan untuk saya pribadi dan pelayanan kami : "Menuju Puncak". Memberikan pengharapan, tantangan dan encouragement bagi saudara seiman untuk hidup dalam rencana Tuhan bagi mereka di tahun 2008.
From Incheon to Hong Kong
Suasana di HK dari dalam taksi waktu mendarat kemarin. Medung, temperatur sekitar 15 derajat, sejuk dibanding Korea yang masih dibawah nol.
Memang ini adalah rencana mendadak karena saya tidak ada rencana untuk keluar Korea paling tidak sampai aplikasi sekolah selesai. Tapi Tuhan berkehendak lain sehingga Sabtu lalu sekali lagi pesawat terbang membawaku ke Hong Kong untuk transit beberapa hari sebelum melanjutkan perjalanan ke Manado.
Perjalanan Seoul-Hong Kong hanya membutuhkan waktu 3 jam, tapi kali ini rasanya panjaaang sekali karena Mathew yang sekarang berumur 9 bulang rewel di sepanjang jalan. Perjalanan jadi ini lebih sulit dari 6 bulan lalu ketika pertama kali saya membawanya terbang. Selain sudah lebih aktif, berat, pengen tahu ,Mathew juga lagi pilek membuat hidungnya mampet di dalam pesawat. Puji Tuhan kali ini si Joel tidak ikut, kalau ikut pasti kasihan karena tidak kebagian perhatian di jalan.
Jan 24, 2008
Kemana berlalunya Sang Waktu?
Pendapat yang sudah umum diterima adalah : jika seseorang sibuk maka waktu terasa cepat berlalu, sedangkan jika seseorang menunggu atau tidak mengerjakan sesuatu maka waktu seakan merambat.
Namun saya mempelajari fenomena ini: justru jika hari-hari tidak diisi dengan berbagai kegiatan justru waktu berlalu lebih cepat lagi.
Saya masih merasa baru seperti kemarin atau minggu yang lalu menginjakkan kaki di Korea. Heran, kemana perginya 8 tahun itu? Dulu satu tahun rasanya panjaaaang sekali, dan sekarang satu tahun hanya seperti "the blink of eye". Dalam benak saya, keadaan di Indonesia masih seperti delapan tahun yang lalu sewaktu saya meninggalkannya. Tidak bisa saya bayangkan banyaknya perubahan karena hidup saya di Korea juga tidak banyak berubah.
Atau mungkinkah waktu terasa berlari karena saya sudah tidak menunggu sesuatu lagi? Entahlah.
Namun saya mempelajari fenomena ini: justru jika hari-hari tidak diisi dengan berbagai kegiatan justru waktu berlalu lebih cepat lagi.
Saya masih merasa baru seperti kemarin atau minggu yang lalu menginjakkan kaki di Korea. Heran, kemana perginya 8 tahun itu? Dulu satu tahun rasanya panjaaaang sekali, dan sekarang satu tahun hanya seperti "the blink of eye". Dalam benak saya, keadaan di Indonesia masih seperti delapan tahun yang lalu sewaktu saya meninggalkannya. Tidak bisa saya bayangkan banyaknya perubahan karena hidup saya di Korea juga tidak banyak berubah.
Atau mungkinkah waktu terasa berlari karena saya sudah tidak menunggu sesuatu lagi? Entahlah.
Jan 22, 2008
Kabar duka Cita
Dua hari ini salju yang cukup lebat turun walaupun tidak bertahan lama karena mencair setelah menyentuh bumi mengakibatkan jalanan becek. Suasana mendung, membuat tinggal di rumah dan meringkuk di tempat tidur sambil membaca buku atau menonton adalah pilihan yang paling asyik. Namun tentu saja pilihan itu bukan untukku.
Hari minggu setelah ibadah kami menerima telpon dari Indonesia. Saudara Niklas yang bulan lalu pulang ke Manado menjenguk istrinya yang sakit mengabarkan kalau istri nya tersebut telah berpulang bertemu dengan Tuhan Yesus.
Kami turut berduka dan juga larut dalam kesedihan. Kurang dari dua bulan sejak ibu muda ini dideteksi tumor otak, Tuhan sudah memanggilNya. Saya membayangkan apa yang harus suami (sdr. Niklas) dan anak mereka yang masih 6 tahun tanpa ibu dan istri terkasih. Bagaimana tahun-tahun yang panjang yang harus mereka tapaki dengan memori yang indah yang tidak pernah hilang tentang sosok ibu dan istri ini.
Niklas terkenal sebagai family guy, selama di Korea tidak akan melewati seharipun tanpa menelpon untuk mengetahui kabar istri dan anaknya. Dan sekarang istri yang sangat dicintainya telah tiada, tentu hari-hari kedepan menjadi sulit dan kelam.
Namun, berbicara dengan sdr. Niklas sangat menguatkan, meskipun kami tahu bagaimana ia berduka tapi kedengaran kalau ia tabah dan pasrah. Ia tahu dengan pasti kemana istrinya telah pergi dan kemana kita semua sedang menuju. Ya, suatu saat nanti kita akan bertemu kembali di kehidupan yang tidak akan pernah punah.
Saya ngomong ke Nando "Tuhan tidak mengijinkan Rivana (nama istri Niklas), untuk menderita lebih lama ya?" Dibanding dengan Pak Harto yang fungsi organ-organ penting penunjang nyawa yang sudah tidak berfungsi namun beliau belum juga dipanggil YME, Rivana yang rakyat jelata, yang beriman kepada Yesus mulus jalannya tidak perlu menderita dan menahan sakit berlama-lama.
Sebelumnya, dokter menyarankan untuk operasi di Singapur atau Malaysia dengan tingkat harapan kesembuhan atau pemulihan total yang sangat tidak pasti. Tapi sdr. Niklas berpikir, mau dapat dari mana uang ratusan juta tersebut, dan lagi bukankah Tuhan kita berkuasa dan berdaulat? kalau Tuhan ingin kesembuhan tanpa operasi pun bisa terjadi, jika Tuhan ingin memanggilNya dengan operasi pun pasti sia-sia. Inilah langkah iman orang percaya. Just surrender, tahu pasti bahwa Tuhan tahu memberikan yang terbaik bagi orang-orang yangmengasihiNya.
Hari minggu setelah ibadah kami menerima telpon dari Indonesia. Saudara Niklas yang bulan lalu pulang ke Manado menjenguk istrinya yang sakit mengabarkan kalau istri nya tersebut telah berpulang bertemu dengan Tuhan Yesus.
Kami turut berduka dan juga larut dalam kesedihan. Kurang dari dua bulan sejak ibu muda ini dideteksi tumor otak, Tuhan sudah memanggilNya. Saya membayangkan apa yang harus suami (sdr. Niklas) dan anak mereka yang masih 6 tahun tanpa ibu dan istri terkasih. Bagaimana tahun-tahun yang panjang yang harus mereka tapaki dengan memori yang indah yang tidak pernah hilang tentang sosok ibu dan istri ini.
Niklas terkenal sebagai family guy, selama di Korea tidak akan melewati seharipun tanpa menelpon untuk mengetahui kabar istri dan anaknya. Dan sekarang istri yang sangat dicintainya telah tiada, tentu hari-hari kedepan menjadi sulit dan kelam.
Namun, berbicara dengan sdr. Niklas sangat menguatkan, meskipun kami tahu bagaimana ia berduka tapi kedengaran kalau ia tabah dan pasrah. Ia tahu dengan pasti kemana istrinya telah pergi dan kemana kita semua sedang menuju. Ya, suatu saat nanti kita akan bertemu kembali di kehidupan yang tidak akan pernah punah.
Saya ngomong ke Nando "Tuhan tidak mengijinkan Rivana (nama istri Niklas), untuk menderita lebih lama ya?" Dibanding dengan Pak Harto yang fungsi organ-organ penting penunjang nyawa yang sudah tidak berfungsi namun beliau belum juga dipanggil YME, Rivana yang rakyat jelata, yang beriman kepada Yesus mulus jalannya tidak perlu menderita dan menahan sakit berlama-lama.
Sebelumnya, dokter menyarankan untuk operasi di Singapur atau Malaysia dengan tingkat harapan kesembuhan atau pemulihan total yang sangat tidak pasti. Tapi sdr. Niklas berpikir, mau dapat dari mana uang ratusan juta tersebut, dan lagi bukankah Tuhan kita berkuasa dan berdaulat? kalau Tuhan ingin kesembuhan tanpa operasi pun bisa terjadi, jika Tuhan ingin memanggilNya dengan operasi pun pasti sia-sia. Inilah langkah iman orang percaya. Just surrender, tahu pasti bahwa Tuhan tahu memberikan yang terbaik bagi orang-orang yangmengasihiNya.
Jan 18, 2008
My Children doing wonder
Kemarin tepatnya tanggal 17 Januari 2008, Mathew berusia 8 bulan 21 hari membuat sejarah dengan melangkahkan kaki-kakinya tanpa bantuan siapapun dan apapun.
"Ah anakku sudah bisa jalan!"
Dia sudah bisa berdiri tanpa bantuan sejak usia 7 1/2 bulan tapi baru mendapatkan keberanian untuk melangkah.
Selain itu Mathew sudah bisa meniru orang bertepuk tangan, mengangkat tangan dan bergoyang-goyang dan kelihatan sekali kalau ia bangga dengan skill-skill barunya tersebut.
Sedangkan Jozey sudah semakin cerewet, tanpa putus-putusnya bertanya. Semakin malam semakin hot. Oleh karena itu jadwal homeschoolnya berbeda dengan anak-anak lain. Pagi hari karena belum on, biasanya diperkenankan untuk belajar sambil bermain di komputer. (He loves computer). Setelah itu setelah makan siang dan bobo baru diajarin kerajinan tangan, bernyanyi, pra-baca, dll. Sampai malam dia masih sibuk karena rasa tahunya semakin besar jika waktu semakin larut.
I think we are evening family.
Multitasks
jozey dan pekerjaan tangannya...
Saya bukanlah orang yang bisa bekerja multitasking. Jika sedang fokus di suatu bidang biasanya saya tenggelam dan tidak suka interuption, karena jika beralih ke perkerjaan lain pastilah seluruh ide jadi off. So, idealnya saya ingin bekerja, belajar, jadi Ibu RT, sambil ngeblog juga tapi kenyataaannya memang ada yang harus dikorbankan.
Contohnya, akhir-akhir ini karena fokus untuk memulai homeschool Joze, blogging jadi terbengkalai. Wuih, hari ini baru ngambil waktu untuk nulis sekalian memenuhi janji untuk merubah tampilan nancydinar.com. Tapi sekali lagi karena bukan multitasking person, jadi pelajaran Joze yang terbengkalai. Hari ini saya mengijinkan Elmo dan Dora mengajarinya lewat computer game (tentunya yang edukatif). :-)
Mimpi saya memang adalah menjadi superwoman yang bisa dengan cepat dan ekselen melakukan segala sesuatu, terbang juga boleh kalau perlu. Tapi apa daya Tuhan menciptakan saya hanya menjadi ordinary person yang tidak beda dari orang lain. Waktu yang saya punya juga hanya 24 jam.
Saya bukanlah orang yang bisa bekerja multitasking. Jika sedang fokus di suatu bidang biasanya saya tenggelam dan tidak suka interuption, karena jika beralih ke perkerjaan lain pastilah seluruh ide jadi off. So, idealnya saya ingin bekerja, belajar, jadi Ibu RT, sambil ngeblog juga tapi kenyataaannya memang ada yang harus dikorbankan.
Contohnya, akhir-akhir ini karena fokus untuk memulai homeschool Joze, blogging jadi terbengkalai. Wuih, hari ini baru ngambil waktu untuk nulis sekalian memenuhi janji untuk merubah tampilan nancydinar.com. Tapi sekali lagi karena bukan multitasking person, jadi pelajaran Joze yang terbengkalai. Hari ini saya mengijinkan Elmo dan Dora mengajarinya lewat computer game (tentunya yang edukatif). :-)
Mimpi saya memang adalah menjadi superwoman yang bisa dengan cepat dan ekselen melakukan segala sesuatu, terbang juga boleh kalau perlu. Tapi apa daya Tuhan menciptakan saya hanya menjadi ordinary person yang tidak beda dari orang lain. Waktu yang saya punya juga hanya 24 jam.
Jan 11, 2008
Meja Belajar Joze yang Baru
Ada rencana kami untuk meng-homeschooled Jozey, jadi sebagian duit gaji kali ini disisiin untuk beli komputer, meja dan rak buku. Monitor Joze memang baru dan yang paling lebar dari punya kami, tapi CPU nya udah kuno banget, masih ada lubang buat floppy disknya. Tapi lumayan kok, bisa maen video game dari internet, putarin VCD dan aktifitas lainnya.
Saya juga sedang menyiapkan bahan-bahan pelajaran yang semuanya diambil gratis dari Internet.
Hanya saja terus terang, saya masih ragu juga apa bisa memberikan yang terbaik dan yang terpenting apa bisa untuk komiment dan konsistent.
The snow falls
Akhirnya musim dingin ditnadai dengan turunnya salju juga. Sebenarnya hari ini bukan yang pertama, tapi yang paling tebal. Sebelumnya tipis-tipis sehingga saat menyentuh tanah saljunya mencair.
Saya hanya mengintip dari jendela dapur dan melihat bagaimana salju putih setebal 2-3 cm menutupi atap rumah orang. Karena pengen ambil foto, saya juga keluar tapi sekali lagi tidak ada pemandangan yang bagus selain dari rumah-rumah orang Korea yang padat dan kabel listrik dan telepon yang seliweran.
Dalam keadaan ini I always miss Hana Apt, tempat tinggal kita sebelumnya, yang terdapat di lt.15 dengan jendela yang sangat lebar. Seringkali kita duduk dipinggir jendela di sofa kami yang bisa dijadikan tempat tidur dan memandang langit, rasanya memang seperti ada di awan-awan. Apalagi kalau salju turun indah sekali. Kita juga bisa naik ke atap apartemen yang sangat luas untuk bermain salju atau turun ke bawah dan menikmati taman atau pohon beringin yang ditutupi putih salju.
Apartemen itu juga terletak di pinggir jalan raya dan jembatan layang memudahkan untuk kemana-mana. Dan tentu saja yang paling menguntungkan buat nando adalah tempat parkir bawah tanah yang tidak terbatas.
Sangat kontras dengan flat tempat tinggal kami sekarang, walau lebih besar tapi letaknya di gang kecil yang tidak ada tempat parkirnya. Jalan naik ke rumah juga jorok banget, karena pemiliknya tinggal di lantai dasar dan tidak pernah ngebersihin. Rumah mereka kotor dan jorok seperti slum area. Bisa dimaklumi karena istri pemilik rumah sakit (mungkin stroke) udah nggak bisa ngapa-ngapain.
Waktu itu memang terburu-buru sih ngambil rumah ini. Harganya juga tidak lebih murah dari Apartemen kami sebelumnya. Tahun ini kami berencana pindah lagi, atau kalau tidak mau nawar serendah-rendahnya.
Jan 2, 2008
New Year 2008
How we spent old and new
Berangkat sore dari Seoul kami menuju sebuah penginapan dekat airport Incheon Airport di pinggir laut. Samar-samar kedengaran ombak menghempas pantai walaupun pantainya sangat landai beda dengan pantai2 di Indo (tentu saja).
Penginapan yang kami sewa terdiri dari 4 kamar yang lumayan besar. Acara malam tahun baru adalah nonton, makan, dan ngobrol. Malam itu saya nggak bisa ngikutin dengan baik karena badan rasanya meriang (emang lagi musim sih) ditambah dengan kurang tidur dan capek selama beberapa hari. Si Mathew kan diare jadi kita extra work juga, kasian deh badannya sampe kurus lihat aja nih:
Wajah saya kelihatan capek dan Mathew kelihatan tirus, tapi tidak dengan Joel yang justru tembem karena belakangan ini lagi napsu dalam soal makan.
Acara kita tidak akan lengkap tanpa adanya:
apalagi kalau bukan foto-foto. Gimana sih gaya Daniel jika lagi foto, sayang foto modelnya (Rain) lagi ngebelakangi.
Penginapan yang kami sewa terdiri dari 4 kamar yang lumayan besar. Acara malam tahun baru adalah nonton, makan, dan ngobrol. Malam itu saya nggak bisa ngikutin dengan baik karena badan rasanya meriang (emang lagi musim sih) ditambah dengan kurang tidur dan capek selama beberapa hari. Si Mathew kan diare jadi kita extra work juga, kasian deh badannya sampe kurus lihat aja nih:
Wajah saya kelihatan capek dan Mathew kelihatan tirus, tapi tidak dengan Joel yang justru tembem karena belakangan ini lagi napsu dalam soal makan.
Acara kita tidak akan lengkap tanpa adanya:
apalagi kalau bukan foto-foto. Gimana sih gaya Daniel jika lagi foto, sayang foto modelnya (Rain) lagi ngebelakangi.
Sementara yang lain foto dan di foto ada nih yang sibuk di dapur, sejak dari datang sampai pulang nyediain makan..
mmmhhh enakkkk..deh masakan Fanny. Yang lain nunggu sambil nonton dan makan kue bulan...
Subscribe to:
Posts (Atom)